Warung oseng-oseng mercon Bu Narti merupakan warung lesehan yang menjadi oseng-oseng mercon sebagai menu andalannya. Warung makan ini dirintis oleh Bu Kardi yang mulai berjualan tahun 1960-an di depan SMU Muhammadiyah putri Purwodiningratan. Waktu itu, Bu Kardi memperoleh pemberian daging yang dicoba dimasak menjadi oseng-oseng yang pedas dan dijual, ternyata laku. Bu Narti merupakan putrid Bu Kardi meneruskan berjualan di jalan KH Ahmad Dahlan, dari jam 5 sore sampai dengan jam 10 malam.
Saya bersama dengan Hanifah, Reny dan Ugiek berangkat dari Biologi UGM sehabis maghrib dan sampai di Warung Bu Narti jam 7 kurang seperempat. Indra Novian sudah menunggu di depan warung Bu Narti. Kami segera mencari tempat duduk, sayang di dalam warung sudah penuh sehingga kami memperoleh tempat duduk di dalam rumah. Segera kami memesan oseng-oseng mercon untuk kami berlima beserta dengan teh panas dan es jeruk. Tidak berapa lama kemudian pesanan kami datang.
Oseng-oseng mercon adalah masakan sandung lamur dan otot sapi yang diracik dengan menggunakan resep pedas dari cabai rawit dengan perbandingan daging 5 dan cabai 1 sehingga akan terasa pedas bagi lidah yang menikmatinya. Namun sebagaimana lazimnya masakan Jogja, oseng-oseng mercon ini masih ada rasa manisnya karena racikan resepnya menggunakan gula jawa disamping rempah-rempah dan cabai rawit.
Seporsi oseng-oseng mercon terdiri dari nasi putih yang diletakkan di atas piring dan dialasi daun pisang, sepiring kecil oseng-oseng mercon dan irisan buah mentimun. Saya menambahkan krupuk putih untuk menemani oseng-osengnya, pedasnya mercon sangat cocok ditemani kerupuk.
Selain oseng-oseng mercon, warung ini juga menyediakan lauk lain seperti puyuh dan burung dara goreng. Makanan ini cocok untuk yang tidak kuat dengan rasa pedas oseng-oseng mercon. Sabrina dan Yayak yang kurang suka pedas memesan puyuh dan burung dara goreng ini untuk lauk makan malamnya.
Kami kemudian menikmati makan malam kami masing-masing menggunakan oseng-oseng mercon. Saya pun segera menyantap nasi putih dengan lauk oseng-oseng mercon dan kerupuk. Menurut saya, nasi putihnya empuk, pulen, enak dimakan selagi hangat dengan rasa pedas oseng-oseng mercon. Sementara oseng-oseng merconnya pedas sesuai dengan namanya, enak dinikmati pada malam hari yang dingin sehabis hujan. Kerupuk putihnya juga menambah nikmat makan malamku.
Ketika kami sedang menikmati makan, Yayak dan Sabrina datang bergabung untuk makan malam. Mereka berdua memesan puyuh goreng dan burung dara goreng disamping oseng-oseng mercon.
Kami kemudian melanjutkan makan malam kami. Beberapa orang kepedasan dan tidak bisa menghabiskan oseng-oseng merconnya. Memang kalau untuk dinikmati sendiri, oseng-oseng merconnya terlalu banyak, apalagi buat yang tidak suka pedas. Saya sendiri sangat menikmati makan malam ini, karena saya suka pedas dan suka masakan oseng-oseng, tetapi saya tidak mau nambah nasi karena masih akan mencoba makan di tempat lain.
Setelah selesai makan, saya kemudian membayar makan malam kami. Untuk makan malam ber bertujuh, saya membayar Rp. 120.000,oo termasuk kerupuk dan minumannya. Harga yang affordable untuk cita rasa lezat oseng-oseng mercon yang legendaris.
Menurut saya, pecinta kuliner yang sedang di Jogja wajib mengunjungi warung makan ini karena:
1. Cita rasa lezat oseng-oseng mercon yang pedas menggigit akan membuat kita ketagihan.
2. Suasana lesehan khas Jogja yang nyaman dengan harga masakan yang affordable.
3. Pelayanannya yang cepat dan ramah.
1. Cita rasa lezat oseng-oseng mercon yang pedas menggigit akan membuat kita ketagihan.
2. Suasana lesehan khas Jogja yang nyaman dengan harga masakan yang affordable.
3. Pelayanannya yang cepat dan ramah.
Daftar harga:
1. Oseng-oseng Mercon: Rp. 12.000,00
2. Teh panas: Rp. 2.000,00
1. Oseng-oseng Mercon: Rp. 12.000,00
2. Teh panas: Rp. 2.000,00
Peta Lokasi:
0 comments:
Posting Komentar